Kamis, 20 Oktober 2011

Gabut Magabut?

Hmmm sebenernya udah lama pengen ngomongin ini di blog, tapi yaa namanya juga manusia, kadang hanya niat aja yang gede. Nah, kali ini gue bakal ngebahas gabut dalam konteks organisasi atau kepanitiaan. Mungkin sebagian orang mengartikan gabut adalah tidak melakukan apa apa tapi dalam struktur nama dia ada. Tapi gue punya pandangan sendiri tentang gabut. Menurut gue, gabut itu bisa terjadi karena 3 hal, yaitu :

1. Karena ada si "single fighter"
Semua kerjaan dia yang handle. Yang kasian si patner kerjanya si single fighter, mau kerja, tapi semuanya udah kelar, yaudee ibarat kate lowongan kerja abis, jadi pengangguran deh.
2. Karena sistem
Maksudnya apa? maksudnya adalah karena struktur organisasi dan pembagian kerja dari suatu kepanitiaan itu bertendensi untuk menggabutkan seseorang. contoh kasusnya gimana? Mungkin ada kaitannya sama teori ekonomi "the law of deminishing return", kalo jumlah organ dalam kepanitian terus bertambah, lama kelamaan hasil kerjaan ga efektif lagi, pelaku yang bekerja tidak efektif inilah yang biasa disebut gabut.

3. Karena emang udah ga ada komitmen
Nah kalo ini emang salah si orangnya itu sendiri. Sebagai orang yang baik harusnya kalo ngeliat hal beginian, langsung ambil tindakan. bukan dengan memusuhi atau membiarkan, tapi terus diajakin, bangun kembali komitmen yang pernah ada dalam dirinya.

Menurut gue, gabut sejati adalah orang yang tidak melakukan jobdesknya, bukan orang yang ga ngapa ngapain. Kalo emang jobdesk ga jelas kenapa harus dibilang gabut? Kata kata yang pantes bukan gabut, tapi tidak inisiatif. bedakan itu , oke!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar