Selasa, 19 Oktober 2010

Bersyukurlah

Hari ini berita mutasi Abah di umumkan. Bagi seorang hakim dan keluarganya, hari ini adalah hari yang sangat menentukan, bisa disambut dengan sujud syukur, atau malah sedu sedan. Hari ini, terasa sekali untukku, manusia hanyalah pemain sandiwara yang harus patuh memainkan skenario Tuhannya.
Abah dipindahkan ke palu, sulawesi tengah. Aku berkesimpulan bahwa Palu bukan lah wilayah yang aman bagi seorang hakim. Untuk pergi kesana pun, dibutuhkan tiket pesawat minimal Rp2.500.000 . Bayangkan saja, bagaimana mungkin kami akan sering bertemu jika harga dari sebuah pertemuan adalah Rp5.000.000 ?
Sebelumnya, Abah ditugaskan di Sukabumi. Setiap hari Sabtu dan Minggu Abah pulang ke Jakarta. Jika di hitung - hitung, kami hanya bertemu 12 jam selama seminggu karena waktu les dan tambahan membuatku selalu pulang malam.
Abah menelfon ku. Abah bilang, " Bersyukurlah, Nak. Allah telah merencanakan ini, apabila kita bersyukur, Allah akan memudahkan kita kedepannya." Aku diam, karena tak kuasa ku tahan air mata ku ini. Aku sangat sayang sama abahku, sampai kapanpun, beliau adalah Bapak paling sukses dan guru paling pintar bagi ku.

Semoga Allah merahmati kita semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar