Sabtu, 18 Februari 2012

Tentang Sebuah Ketulusan

Mungkin teman teman akan mengira essay ini membahas tentang ibu atau guru, atau mm tentang seorang petugas kebersihan pemprov DKI. Kali ini tebakan anda salah, yang ingin saya bahas adalah pengalaman saya berinteraksi dengan makhluk tuhan lain yaitu hewan. Kenapa hewan?

Seperti yang biasa saya lakukan, saya merenungi banyak kejadian kejadian sederhana (alias tidak penting) yang saya alami. Saya sering sekali berinteraksi

dengan hewan hewan yang tidak lucu, seperti sapi, kambing , dan pernah satu kali , onta. Yang saya renungi disini adalah , mengapa kebanyakan hewan hewan tersebut menjadi jinak hanya kepada saya? Mengapa ? Hmm ini bukan geer atau apa pun, tapi kenyataannya, hewan hewan tersebut seringkali mengamuk dengan teman saya, misalnya sewaktu dikandang unta kemarin, unta tersebut menyeruduk teman satu rombongan saya, sedangkan dengan saya, unta tersebut malah merundukkan kepalanya seolah ingin terus dimanja. Begitu pula dengan kambing ayah saya, geboy, yang juga manja terhadap saya namun menanduk ibu saya yang memang tidak menyukai kambing sejak dulu.

Kita kaitkan dengan judul diatas. Mungkin hal tersebut terjadi karena saya memang tulus mencintai si hewan hewan tersebut. Hewan , dengan naluri pemberian Tuhan, tau bahwa saya memang menyayangi mereka tanpa kepalsuan. Kemudian saya coba lagi kaitkan dengan hubungan antar manusia. Mengapa bisa ada orang yang dikala kita dekat dengan nya, kita merasa senang sehingga banyaklah yang ingin berteman dengannya? Ya, saya rasa saya telah menemukan jawabannya. Karena ketulusan hati orang tersebut dapat terbaca oleh naluri teman teman yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar