Sabtu, 08 Mei 2010

Jangan tanya saya orang mana

Nama saya Camila bani alawia baraqbah. Saya bingung kalau ada yang bertanya saya orang mana. Saya numpang lahir di bandar lampung, dan di besarkan di sekayu, lalu menghabiskan waktu SD di Bangka belitung, kemudian masa remaja di jakarta. Keluarga saya, sebelum saya lahir, tinggal di lampung dan di Aceh. Entah mengapa saya cinta aceh. mulai dari sejarahnya , sampai ke orang orang acehnya sendiri. mungkin karena cerita cerita umi, abah, dan kakak2 saya ketika mereka tinggal disana.
Jika ada orang lampung berbicara dengan saya, saya akan bilang, hey rumah ku di daerah sini, rumah mu di mana?
Kemudian jika ada orang palembang dan bangka maka saya dengan faseh nya akan berbicara dengan bahasa mereka, bercerita, tertawa dan bla bla bla.

Ayah saya lahir di lahat. Ibu saya lahir di lampung. Tapi kedua dua nya adalah seorang Alawiyyn yang otomatis darah arab nya masih mengalir dan silsilahnya tetap rapih terpajang di ruang tamu rumah saya.

Sepertinya, kesempatan saya untuk mencicip (indahnya) primordialisme sangat sedikit. Seperti yang guru sosiologi saya bilang, kelak, akan banyak sekali generasi generasi bawah kita yang akan kebingungan sebenarnya dia suku apa. Bisa jadi suatu saat, kemajemukan Indonesia hilang akibat dari maraknya amalgamasi. Tapi toh bagus kan, kita jadi terhindar dari disintegrasi.